Tuesday 11 August 2015

Cita-Cita Terbesar dalam Hidup

Assalamu'alaikum. . .Hai sobat Science Area... Apa Kabar nih?
Kali ini ane mau berceloteh tentang cita-cita. Ada pepatah yang mengatakan “gatungkan cita-citamu setinggi bintang dilangit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang”. Sebuah pepatah yang menurut ane ada benarnya. Pertama bercitra-cita atau bermimpi untuk harus tinggi, jika cita-cita atau mimpi saja tidak berani tinggi bagaimana kenyataan yang terjadi, pasti juga rendah. Kedua jika kita jatuh saat bercita-cita setinggi bintang dilangit setidaknya kita telah tahu bagaimana indahnya bintang dilangit dan akan berusaha untuik mencapainya kembali. 
Tapi bukankan jatuh itu sakit? Ya benar sekali, jatuh memang sakit, tapi bukankah kita hanya bermimpi. Jika kita sudah tahu bagaimana indahnya bintang-bintang di langit, pasti kita ingin kembali kesana. Berbeda rasanya jika kita bermimpi setinggi pohon pisang lalu kita jatuh, ane rasa kita tidak ingin kembali kesana, ya kurang lebih begitulah.
Nah sekarang ane mau sedikit cerita tentang cita-cita ane, hehehe. Menurut ane cita-cita itu adalah sebuah angan-angan atau sebuah keinginan yang secara bertahap harus diwujudkan. Dalam upaya untuk mewujudkan cita-cita tersebut pastilah tidak mudah, terlebih jika cita-cita yang kita miliki setinggi bintang dilangit, akan ada banyak cobaan dalam mencapainya. Dalam upaya menggapai cita-cita kadang kala kita harus mundur satu langkah untuk lompat 2 lebih jauh.
Mundur satu langkah untuk melompat lebih jauh. Seperti layaknya seseorang yang ingin lomba lompat jauh, dia perlu mundur mengambil untuk mengambil ancang-ancang. Begitu ula saat kita ingin menggapai cita-cita.

Cita-cita terbesar ane dalam hidup itu adalah Bahagia hari ini, Bahagia di dunia hingga di Akhirat. Sebelum ane jelasin tentang cita-cita ane tadi, ane ceritain dulu gambar di samping. Gambar di samping adalah gambar peta hidup manusia. Nah saat ini kita hidup di alam dunia. Percaya tidak percaya bahwa kita pernah hidup di alam roh dan di alam rahim ibu, meski kita tidak pernah mengingatnya. Lalu apakah hidup kita akan berakhir di alam dunia? Ternyata tidak, kita harus bahwa akan ada kehidupan di alam kubur dan akhirat. Lalu apa tugas kita? Tugas kita seoerti yang telah disampaikan di Al-Quran Surah Adz-Dzariyaat[51]; 56, yang artinya “tidak Aku ciptakan jin  dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu”. 
Lalu apa hubungannya dengan cita-cita ane yang ingin bahagia dunia-akhirat? Pertama Bahagia Dunia, memang benar hidup manusia didunia itu seperti seseorang yang berpegian lalu beristirahat sejenak. Namun istirahat yang hanya sejenak itu juga pasti terasa tidak nyaman dam membahagiaan, jika beristirahat ditempat yang panas, tidak bekal yang bisa disantap dll. Begitu pula hidup manusia di dunia yang hanya sebentar, pasti akan merugi jika penuh akan kesengsaraan dan kekurangan, bahkan bergantung dari hidup orang lain. Kedua bahagia di akhirat, akhirat adalah kehidupan yang kekal. Apa yang terjadi di akhirat adalah cerminan tentang hidup seseorang didunia. Dengan begitu saat didunia inilah waktu yang paling tepat bagi kita untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat.
Well, ane pengen hidup ane di dunia bahagia, tidak perlu menjadi kaya tapi hidup dengan cukup. Cukup artinya cukup saat memiliki kebutuhan, cukup saat ada yang meminta bantuan, cukup saat ingin berbagi, cukup untuk diri sendiri dan keluarga, cukup untuk beribadah kepada Allah. Cukup dalam arti fikiran, materi dan tenaga. Dan yang utama cukup untuk bekal ane bahagia di Akhirat.
Menjadi seorang guru. Kata pepatah guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Memang seharusnya begitu menjadi guru harus bisa menjasi sosok yang di dapat jadikan contoh, meski saat ini banyak guru yang berkelaluan tak layak sebagai guru. Seperti kasus yang beberapa waktu lalu ramai di Indonesia, kasus seoarang guru yang mencabuli anak didiknya, sungguh perilaku yang tidak dapat dijadikan contoh.
Lalu apa hubungan antara bahagia dunia akhirat dengan sosok guru? Saat ane sedang menimba ilmu dengan harapan kelak ane bisa jadi seorang guru yang baik yang bisa menjadi contoh bagi anak didik ane. Satu dari tiga amalan yang akan terus mengalir meski telah meninggal adalah ilmu yang bermanfaat. Hal inilah yang ane harapkan saat ane menjadi guru, meski ane nggak munafik juga ingin mendapat penghasilan. In syaa Allah dengan menjadi guru ane bisa mewujudkan cita-cita terbesar dan hudup Ane, Aamiin.
Ya begitulah celoteh ane tentang mimpi dan cita-cita. Mohon do’a dari seluruh  sobat science area agar ane bisa terus berusaha dengan konsisten untuk mencapai cita-cita dan mimpi ane. Selain itu doain juga jika ane sampe jatuh, ane bisa kembali bangkit dan kembali mengejar cita-cita ane. 

Terimakasih sobat-sobat science area.

Linux File Permission, User & Swapping

Setiap file di sistem Linux Anda, termasuk direktori, dimiliki oleh pengguna tertentu
dan grup. Oleh karena itu, hak akses file didefinisikan secara terpisah untuk user, grup,
dan lain-lain.

untuk lebih jelasnya silahkan download di link dibawah ini
download disini (File Pemission)
Download disini (management security & file system)

Menjadi Guru yang Baik dan Beretika

Assalamu'alaikum. . .
Hai Sobat Science Area... Apa kabar nih?

Masih ingatkah kalian akan sebuah kasus yang sempat menggemparkan dunia pendidikan Indonesia beberapa waktu lalu? Kasus dimana guru dan karyawan sebuah sekolah internasional di jakarta di duga melakukann pelecehan seksual terhadap anak didiknya. Kasus yang ramai dibicarakan sejak April 2014 ini, hingga saat ini belum menemui titik terang.
Bukan tentang bagaimana perjalanan awal hingga akhir kasus ini berjalan yang saya bicarakan kali ini. Namun kali ini saya ingin membicarakan masalah etika seorang guru. Terlepas dari benar atau salah kasus diatas. Rasanya tidak pantas seorang guru yang seharusnya mampu  memberikan contoh kepada anak didiknya melakukan tindakan tidak terpuji seperti kasus tersebut.



Menurut Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.” Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. “ pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”
Peran Guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat.
Lalu bagaimana si sebenarnya sosok seorang guru yang dapat dijadikan sebagai contoh? Guru yang tidak hanya sekedar memberikan materi pembelajaran tapi juga mampu membimbing akhlak anak didiknya agar memiliki akhlak yang mulia.
(Soetjipto,1999) Tuntutan dasar etika profesi luhur yang pertama ialah agar profesi itu dijalankan tanpa pamrih. Sedangkan menurut Dr. B. Kieser, “Seluruh ilmu dan usahanya hanya demi kebaikan pasien/klien. Menurut keyakinan orang dan menurut aturan-aturan kelompok (profesi luhur), para profesional wajib membaktikan keahlinan mereka semata-mata kepada kepentingan yang mereka layani, tanpa menghitung untung ruginya sendiri. Sebaliknya, dalam semua etika profesi, cacat jiwa pokok dari seorang profesional ialah bahwa ia mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kepentingan klien.”
Jika dilihat dari dua pernyataan tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa menjadi guru tidak bisa semata-mata hanya untuk kepentingan diri sendiri. Menjadi seorang guru berarti siap mendahulukan kepentingan masa depan bangsa daripada kepentingan pribadi.
Jabatan guru merupakan sebuah profesi. Namun profesi ini tidak seperti profesi-profesi pada umumnya. Mereka yang memilih menjadi guru, wajib menginsafi dan menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja adalah keinginan untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi kode etik yang telah diikrarkannya, bukan semata-mata segi materinya belaka.


Sebagai seorang guru, tidak hanya dituntut untuk mampu mengajarkan materi pembelajaran kepada anak didiknya, namun guru juga dituntut agar mampu memberikan contoh yang baik. Oleh karena itu diharapakan seorang guru memiliki beberapa kompentesi kepribadian, selain kompetensi dibidang keguruannya. Kompetensi kepribadian tersebut antara lain:
1.       Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2.      Percaya kepada diri sendiri.
3.      Tenggang rasa dan toleran.
4.      Bersikap terbuka dan demokratis.
5.      Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya.
6.      Sabar dalam menjalani profesi keguruannya.
7.      Mampu menjalin hubungan insani.
8.      Memahami kelebihan dan kekurangan diri.
9.      Memahami tujuan pendidikan.
10.  Kreatif dan inovatif dalam berkarya.
Intinya menjadi seorang guru adalah sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat, banga, dan negara. Semoga kasus-kasus pernah terjadi yang menyangkut profesi seorang guru tidak akan teulang kembali di negeri kita tercinta, Aamiin. O iya saya kan mau jadi guru, jadi tolong sobat science area doakan saya agar bisa jadi guru yang baik dan beretika. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum. . . .

Sumber: