Assalamu'alaikum. . .
Hai Sobat Science Area... Apa kabar nih?
Masih ingatkah kalian akan sebuah kasus yang sempat
menggemparkan dunia pendidikan Indonesia beberapa waktu lalu? Kasus dimana guru
dan karyawan sebuah sekolah internasional di jakarta di duga melakukann
pelecehan seksual terhadap anak didiknya. Kasus yang ramai dibicarakan sejak
April 2014 ini, hingga saat ini belum menemui titik terang.
Bukan tentang bagaimana perjalanan awal hingga
akhir kasus ini berjalan yang saya bicarakan kali ini. Namun kali ini saya
ingin membicarakan masalah etika seorang guru. Terlepas dari benar atau salah
kasus diatas. Rasanya tidak pantas seorang guru yang seharusnya mampu memberikan contoh kepada anak didiknya
melakukan tindakan tidak terpuji seperti kasus tersebut.
Menurut Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen. “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.” Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang
dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. “ pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.”
Peran Guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah
penting. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi
penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja
melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat.
Lalu bagaimana si sebenarnya sosok seorang guru yang
dapat dijadikan sebagai contoh? Guru yang tidak hanya sekedar memberikan materi
pembelajaran tapi juga mampu membimbing akhlak anak didiknya agar memiliki
akhlak yang mulia.
(Soetjipto,1999) Tuntutan dasar etika profesi luhur
yang pertama ialah agar profesi itu dijalankan tanpa pamrih. Sedangkan menurut
Dr. B. Kieser, “Seluruh ilmu dan usahanya hanya demi kebaikan pasien/klien.
Menurut keyakinan orang dan menurut aturan-aturan kelompok (profesi luhur),
para profesional wajib membaktikan keahlinan mereka semata-mata kepada
kepentingan yang mereka layani, tanpa menghitung untung ruginya sendiri.
Sebaliknya, dalam semua etika profesi, cacat jiwa pokok dari seorang
profesional ialah bahwa ia mengutamakan kepentingannya sendiri di atas
kepentingan klien.”
Jika dilihat dari dua pernyataan tokoh di atas, dapat
disimpulkan bahwa menjadi guru tidak bisa semata-mata hanya untuk kepentingan
diri sendiri. Menjadi seorang guru berarti siap mendahulukan kepentingan masa
depan bangsa daripada kepentingan pribadi.
Jabatan guru merupakan sebuah profesi. Namun
profesi ini tidak seperti profesi-profesi pada umumnya. Mereka yang memilih
menjadi guru, wajib menginsafi dan menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja
adalah keinginan untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung
tinggi kode etik yang telah diikrarkannya, bukan semata-mata segi materinya
belaka.
Sebagai
seorang guru, tidak hanya dituntut untuk mampu mengajarkan materi pembelajaran
kepada anak didiknya, namun guru juga dituntut agar mampu memberikan contoh
yang baik. Oleh karena itu diharapakan seorang guru memiliki beberapa
kompentesi kepribadian, selain kompetensi dibidang keguruannya. Kompetensi
kepribadian tersebut antara lain:
1.
Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2.
Percaya kepada diri sendiri.
3.
Tenggang rasa dan toleran.
4.
Bersikap terbuka dan demokratis.
5.
Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya.
6.
Sabar dalam menjalani profesi keguruannya.
7.
Mampu menjalin hubungan insani.
8.
Memahami kelebihan dan kekurangan diri.
9.
Memahami tujuan pendidikan.
10. Kreatif dan
inovatif dalam berkarya.
Intinya
menjadi seorang guru adalah sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat, banga,
dan negara. Semoga kasus-kasus pernah terjadi yang menyangkut profesi seorang
guru tidak akan teulang kembali di negeri kita tercinta, Aamiin. O iya saya kan
mau jadi guru, jadi tolong sobat science area doakan saya agar bisa jadi guru
yang baik dan beretika. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum. . . .
Sumber: